11 Feb 2012

Inflasi Timor Leste

Inflasi.Tinggi.Ancam.Timor.Leste

IMF: Inflasi Tinggi Ancam Timor Leste
M.Latief | Latief | Kamis, 2 Februari 2012 | 05:31 WIB
shutterstock Timor Leste
WASHINGTON, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Timor Leste berada pada risiko inflasi yang tinggi dipicu oleh pengeluaran pemerintah. Dana Moneter International (IMF) memperingatkan hal itu, Rabu (1/2/2012).
"Negara pulau kaya minyak tetapi miskin itu, yang satu dekade lalu mencapai kemerdekaan setelah perjuangan panjang, telah membuat kemajuan substansial terhadap pemulihkan stabilitas dan membangun kembali negeri ini," kata IMF dalam sebuah pernyataan.
"Meningkatnya pengeluaran pemerintah telah mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, namun inflasi telah melompat ke dua digit," katanya.
Pemerintah telah menggunakan kekayaan minyak untuk meningkatkan pembangunan dengan meningkatkan skala investasi di bidang infrastruktur.
"Mengingat kebutuhan pembangunan, investasi di bidang infrastruktur ini disambut baik, tetapi rencana kenaikan pengeluaran selama beberapa tahun ke depan perlu diperlambat untuk lebih menyelaraskan dengan kapasitas daya serap ekonomi dan kendala administrasi," demikian IMF.
Lembaga yang berbasis di Washington itu mengatakan, peningkatan pengeluaran dan sebuah rebound di bidang pertanian telah mendukung kuat kegiatan ekonomi non-migas negeri itu. IMF memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto non-minyak akan "tetap kuat" di sekitar 10 persen pada 2012 dan selama jangka menengah. Tetapi, risiko-risiko utama, termasuk volatilitas harga minyak dan lonjakan inflasi, di belakang pengeluaran pemerintah yang kuat.
"Inflasi yang tinggi akan membebankan biaya yang signifikan pada kaum miskin," katanya.
IMF juga menyoroti kemajuan solid pemerintah Timor Leste dalam meningkatkan pengelolaan keuangan publik, termasuk pengeloaan dengan baik Dana Perminyakan (Petroleum Fund). Laporan IMF datang pada hari yang sama saat Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengumumkan akan berupaya untuk terpilih kembali dalam jajak pendapat 17 Maret mendatang.

1 komentar:

  1. Normal nya, Atu sukat inflasaun iha buat rua mak presija ita hare; 1. Kustu produsaun sae. no 2..Ema husu aumenta (demand sae). Tan nee atu membuktikan deklarasaun IMF iha kontestu Timor Leste katak pemicu inflasi adalah pengeluaran pemerintah bele los wainhira ita liga ho aspetu monetaria nebe hare husi SERKULASAUN OSAN (jumlah uang beredar), kuandu osan refere ita uza hodi investe iha seitor ekonomia nebe bele produz sasan atu responde nececidade merkadu (implikasaun investementu nee ba iha kustu produsaun pois dudu sasan nia folin ex.produtu agrikultura=IMF bele los, maibe tenke hare realidade nune duni ga lae). Agora ba produtu seluk, hau sente sasan barak ita importa neduni depende ba kustu iha nasaun nebe produz sasan refere ho bea importa/masuk nebe Timor fo (kustu produz+Bea masuk). Konaba pemicu inflasi husi despeza governu (ita analiza ho serkulasaun osan no Politika foer merkadu); kestaun nee presija ita analiza klean. Fator ida makne; rikasu (pengusaha dan pejabat+bisnismen) sira nebe asesu ba despeza estadu, mayoria ba gasta iha liur, i nia motante boot liu osan nebe serkula iha rai laran. Wainhira ita dehan despeza nee influenca ba inflasaun, kuandu osan refere nia serkulasaun barak iha sociadade nia le'et (osan beredar barak) maibe iha TLs kontrariu. So, Oinsa ita hare Inflasi Timor Leste lolos: Iha indikasi Politik (bisnis kotor) antara para pedang besar untuk menyepakati harga di belakang pasar sehingga tdk terjadi persaingan sempurna tp monopoli, atau sengaja simpang sasan iha gudang maibe hasai faan oituan-oituan sehingga supply iha merkadu  oituan dudu presu as(teori husu). Indikasi ekonomi adalah memang stock/supply kuran sihingga la responde permintaan konsumidor sira.

Tidak ada komentar: