28 Okt 2012

SISTEM EKONOMI


 SISTEMA EKONOMI
Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Dari definisi diatas memiliki beberapa sifat penting yaitu; i) suatu proses, yang merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus, ii) sesuatu yang dapat merubah tingkat penghidupan masyarakat.

Pendapat lain juga menegaskan bahwa sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara dalam menjalankan perekonomianya. Secara umum sistem ekonomi di bagi menjadi 5 yaitu : Sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila yang disebut juga demokrasi ekonomi. Landasan pokoknya pasal 33 ayat 1-4 UUD 1945 (hasil amandemen). Adapun hal-hal yang harus dihindari dalam sistem demokrasi ekonomi, yaitu sistem free fight liberalism, sistem etatisme, dan monopoli.

Beberapa pendapat para ahli yang terkait dengan sistem ekonomi antara lain :

  1. Chester A Bemand mengatakan bahwa : ”Sistem ekonomi adalah suatu kesatuan yang terpadu yang secara kolestik yang di dalamnya ada bagian-bagian dan masing-masing bagian itu memiliki ciri dan  batas tersendir”
  2. Dumatry (1996) mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu ketahanan”.
  3. Gregory Grossman and  M. Manu mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan mempengaruhi.”    
  4. Menurut M. Hatta :”Sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berdasarkan atas asas kekeluargaan”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa sistem ekonomi bukan hanya sebagai sekumpulan komponen atau unit perekonomian tetapi merupakan sebuah penerapan yang dikembangkan oleh seperangkat masyarakat yang masing-masing memiliki ciri dan batas-batas tersendiri.

Macam-Macam Sistem Ekonomi
Ada 4 macam sistem ekonomi di Indonesia, yang terdiri dari :

a.    Sistem ekonomi Tradisional

Dalam sistem ekonomi tradisional kegiatan ekonomi masih menggunakan tradisi turun-temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai budaya setempat. Kegiatan produksi dalam sistem perekonomian tradisional dilakukan secara bergotongroyong dan bersifat kekeluargaan.

Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional antara lain adalah sebagai berikut :
  • Kegiatan produksi umumnya mengolah ttanah dan mengumpulkan benda yang disediakan alam
  • Alat produksi masih sederhana
  • Sangat tergantung pada alam
  • Hasil produksi untuk kebutuhan minimal dan besifat homogen 
  • Hasil industri berupa hasil kerajinan tangan 
  • Belum mengenal tukar menukar secara kredit (Kardiman, 2006 : 78).

b.    Sistem Ekonomi terpusat

Sistem ekonomi terpusat yang disebut juga sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sistem ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara
  • Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
  • Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat
  • Hak milik individu tidak diakui (Kardiman, 2006 : 79)

c.    Sistem ekonomi liberal
Sistem ekonomi liberat disebut juga ekonomi pasar, yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini menghendaki adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Artinya, setiap individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.

Sejalan dengan uraian di atas berikut ciri-ciri sistem ekonomi pasar :
  • Adanya pengakuan terhadap hak individu
  • Setiap manusia adalah homo economicus
  • Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi 
  • Menerapkan sistem persaingan bebas
  • Motif mencari laba terpusat pada kepentingan sendiri 
  • Peranan modal sangat penting
  • Peranan pemerintah dibatasi (Sardiman, 2006 : 80).

d.    Sistem ekonomi campuran

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang timbul dalam sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar. Dalam sistem ekonomi campuran pemerintah keberka sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian (Sardiman, 2006 : 80)

 
Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi, juga saling menopang dan mempengaruhi, (Gregory Grossman. 1984). Unit Ekonomi yang terkait yaitu individu atau kelompok dalam sistem ekonomi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Institusi Ekonomi  yaitu sekumpulan norma-norma, aturan main dan cara berpikir yang telah baku, saling terkait dan saling mempengaruhi secara teratur dan kontinue dan memiliki fungsi koordinasi.

a.   Klasifikasi
Sistem Ekonomi :
1.    Berdasarkan yang mengatur mekanisme :

a.    Sistem Ekonomi Tradisional
Perekonomian yang berada dalam tahap sangat sederhana, terbatas, penduduk sedikit dan saling mengenal. Tujuan produksi tidak mencari keuntungan, berskala produksi kecil hanya untuk memenuhi sendiri, sederhana dan terbatas sehingga rendahnya inovasi dan produktivitas yang mengakibatkan buruknya distribusi pendapatan.

b.     Sistem Ekonomi Komando / Terpimpin
Mekanisme koordinasi berdasarkan komando pusat kekuasaan (produksi, konsumsi dan distribusi). Biasanya beridiologi sosialisme, marxisme dan komunisme.
Model yang digunakan adalah model leontief.

c.    Sistem Ekonomi Pasar
Mengandalkan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai alat alokasi yang efisien.

2.    Berdasarkan yang mengatur kepemilikan aset :

a.    Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Dimana aset-aset atau faktor produksi dimiliki swasta atau individu. Tujuan adalah memperoleh laba.
1. Institusi-institusi dalam ekonomi kapitalis :
a. Hak kepemilikan
b. Keuntungan
c. Konsumerisme   
d. Kompetisi
e. Harga

2. Kekuatan dan Kelemahan Perekonomian Kapitalis
Kelemahan :
a.    Persaingan bebas
b.    Adanya saling mengorbankan
c.    Mendorong kebijakan imperialis
d.    Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
e.    Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Kekuatan :
a.    Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b.    Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
c.    Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
b.    Sistem Ekonomi sosialis
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat. kemakmuran individu hanya mungkin tercapai jika berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagian besar kepemilikan aset ekonomi merupakan kepemilikan sosial.
Kekuatan dan Kelemahan Perekonomian Sosialis
Kekuatan :
a.    Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.

b.    Didasarkan perencanaan Negara Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.

c.    Produksi dikelola oleh Negara Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
Kelemahan :
a.    Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
b.    Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan berhenti).
c.    Tidak ada insentive untuk kerja keras (Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur).
c.    Sistem Ekonomi Campuran
Mengkombinasikan segala kekuatan dan kelemahan dari kapitalis dan komunis, (Grossman, 1984).

Ciri-ciri Ekonomi Campuran :
1.    Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
2.    Interaksi ekonomi terjadi di pasar
3.    Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
4.    Adanya  Campur Tangan Pemerintah
5.    Alasan perlunya campur tangan pemerintah

- Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut mempengaruhi kebijaksanaan politik dan ekonomi
- Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan harga barang
Sistem Kapitalis
Sistem kapitalis merupakan satu sistem ekonomi yang wujud sejak kurun ke-19. Di antara ciri-ciri terpenting sistem ini ialah ia mengamalkan dasar pasaran bebas dan pemilikan harta persendirian. Dalam sistem ini,  manusia bebas mentadbir dan menggunakan sumber-sumber yang ada tanpa banyak campur tangan daripada kerajaan. Kerajaan tidak mengawal sumber dan tidak juga menetapkan upah dan harga. Ini semua ditentukan oleh permintaan dan penawarnya. Di bawah sistem ini , individu dan pihak lain termasuk syarikat boleh memiliki harta, menjual dan memindahkannya dengan bebas. Namun begitu, untuk menjamin bahawa sistem ini berjalan lancar dan tidak mempunyai sebarang unsur penindasan dan penipuan di antara pihak pembekal dan pengguna, kerajaan dalam keadaan-keadaan tertentu boleh memainkan peranan dalam pasaran. Biasanya penglibatan ini terhad kepada pengenalan serta pelaksanaan peraturan dan undang-undang bagi menjamin kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan teratur. Amerika syarikat adalah di antara contoh negara yang mengamalkan sistem ini.
Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ini merupakan satu sistem yang mengenakan beberapa sekatan ke atas kuasa pasaran dan pemilikan harta persendirian. Dalam sistem ini, kerajaan mengawal dan memiliki sumber-sumber keperluan utama seperti bekalan elektrik, air, telekomunikasi, tenaga, industri-industri berat dan sumber-sumber pertanian. Manakala pihak swasta atau persendirian pula hanya di benar mengendalikan dan memiliki perniagaan-perniagaan kecil dan tidak penting. Dengan itu, kerajaan menguasai pasaran dan menjadi peserta utama yang menetapkan upah harga dalam pasaran. Negara-negara yang mengamalkan sistem ini adalah negara-negara Eropah Timur, Myanmar, Laos dan beberapa negara di Afrika.
Sistem Ekonomi Komunis
Sistem ini tidak mengiktiraf pemilikan harta persendirian dan mengetepikan langsung dasar pasaran bebas. Segala pentadbiran, pemindahan dan pengagihan sumber semuanya adalah diuruskan oleh kerajaan. Rakyat dan swasta tidak dibenarkan langsung menguasai sumber-sumber negara. Sebaliknya sumber-sumber negara diagihkan kepada rakyat mengikut kehendak kerajaan. Sistem ini telah diamalkan oleh bekas Kesatuan Soviet, Republik Rakyat China, Cuba dan sebahagian negara-negara Afrika. Sistem ini telah pun runtuh di beberapa buah negara asta kehendak rakyatnya sendiri.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan satu sistem ekonomi hasil daripada campuran dia atara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Melalui sistem ini, kerajaan dan pihak persendirian atau swasta bekerjasama untuk membentuk satu pasaran yang lebih adil. Dasar-dasar kerajaan digubal secara menyeluruh dan merangkumi semua pihak termasuk pihak swasta atau persendirian. Kerajaan sebagai pentadbir walau bagaimanapun boleh campur tangan dalam pasaran serta urusan ekonomi dan kewangan apabila keadaan memerlukan.

Hak milik kerajaan dan persendirian akan digembleng untuk kebaikan rakyat. Walaupun kerajaan menjadi pemilik kepada badan-badan utiliti tertentu tertentu  namun pihak swasta atau persendirian juga dibenarkan terlibat dalam kegiatan-kegiatan perniagaan yang besar serta menjadi pemilik kepada industri-industri gergasi yang penting di negara ini bahkan berbagai-bagai insentif diberikan untuk menggerakkan kegiatan sektor swasta. Malaysia adalah di antara negara yang mengamalkan sistem ekonomi campuran.

15 Okt 2012

Sosialis Australia Tolak Rencana Pusat Suaka di Timor Leste


8 Juli 2010 -- Berdikari -- Aktivis partai Aliansi Sosialis (Socialist Alliance – SA) di Australia menolak rencana PM Julia Gillard untuk membangun pusat pemrosesan suaka regional di Timor Leste.
Kandidat SA dari Perth, Alex Bainbridge, menggambarkan bahwa rencana menampung pencari suaka Australia di Timor Leste bukan didasarkan atas belas kasihan dan keadilan, sebagaimana dikatakan oleh PM tersebut, melainkan untuk mendorong pemenjaraan lebih banyak lagi.
“Kebijakan yang sesungguhnya kita butuhkan adalah yang berdasarkan belas kasihan dan rasa keadilan – yakni menempatkan mereka di tengah-tengah komunitas [masyarakat] Australia,” kata Bainbridge.
“Fakta sederhananya, pemenjaraan adalah pemenjaraan – apakah pemenjaraan itu di Pulau Christmas atau Leonora, Timor Leste atau Nauru,” tambahnya.
“Bagi rakyat biasa di negeri ini yang berupaya menentukan mana kebijakan yang harus didukung, kita harus dipandu oleh sebuah prinsip dasar: jangan harap ada keadilan untuk dirimu kecuali kau memperjuangkan keadilan untuk orang lain. Itu artinya kita harus menerima para pencari suaka.”
Bainbridge juga akan secara langsung terlibat mengorganisir aksi protes terhadap Gillard di kota Perth pada hari Jumat (9/7) besok.
PM Julia Gillard sendiri tampak semakin menarik diri dari rencana ini yang dilontarkannya pada 6 Juli lalu.
Dalam sebuah wawancara Gillard menyatakan ia tidak bermaksud menetapkan Timor Leste sebagai tempat pemrosesan suaka.
Ketika ditanya di mana pusat pemrosesan yang direncanakan, ia menjawab: “Ini harus ditentukan melalui kerjasama dengan negara-negara tetangga kita.”
Di Timor Leste usulan ini menjadi suatu perdebatan politik.
Presiden Timor Leste Ramos Horta yang posisinya seremonial menyatakan membuka diri atas usulan PM baru Australia tersebut.
Presiden Ramos Horta diberikan kepercayaan oleh Perdana Menteri Xanana Gusmao untuk memimpin perundingan tentang persoalan ini dengan Australia.
Gusmao menyatakan masih menanti usulan yang lebih detail dari pemerintah Australia.
Kepada jaringan TV Australia ABC Ramos Horta menyatakan “bila kami akan melakukannya, maka itu berdasarkan atas rasa kemanusiaan kami, kehendak kolektif kami untuk menolong mereka yang sengsara dan melarikan diri dari pemburuan.”
“Saya tak akan membalikan badan terhadap mereka yang melarikan diri dari kekerasan di Afghanistan atau di mana pun, tapi itu hanya untuk sementara.”
Ia menyatakan tak akan tawar menawar dengan pemerintah Australia mengenai biaya, tapi Timor Leste harus dibayar untuk menyediakan makanan, rumah, pakaian dan obat-obatan bagi para pencari suaka.
Di lain pihak, tokoh parlemen Timor Leste dari Fretilin, Jose Teixeira, menolak usul itu dan menyatakan bahwa yang berhak menentukan bukanlah Presiden Ramos Horta.
Menurut Teixeira kebanyakan politikus di Timor Leste secara umum menolak usulan itu, meskipun secara detil belum ada penjabarannya.
“Kalau untuk menciptakan lapangan kerja, saya lebih memilih pengembangan industri pariwisata, bukannya industri penjara dan pusat pemrosesan pencari suaka,” katanya.
Hal senada dituangkan dalam pernyataan sikap sebuah kelompok masyarakat sipil Timor Leste yang berhaluan kiri, Luta Hamutuk, tertanggal 7 Juli 2010.
Pernyataan itu menilai pemerintah Australia secara tak langsung mengusir para pencari suaka ke tempat lain yang bukan tujuan mereka, apalagi ke negeri yang telah memiliki banyak problem sosial dan ekonominya sendiri.
Luta Hamutuk juga tak setuju dengan pernyataan Presiden Ramos Horta di Jawa Pos yang menyatakan bahwa ia telah memberikan “lampu hijau” kepada kebijakan pemerintah Australia ini
Untuk itu Luta Hamutuk “mengingatkan Presiden Republik untuk berpikir lebih cermat sebelum mengambil keputusan yang dapat merugikan kepentingan nasional.”
Menutup pernyataannya, Luta Hamutuk menyerukan seluruh rakyat Timor Leste dan Australia untuk menolak “kebijakan yang rasis” ini.

Hegemoni_ Antonio Gramsci


Jurnal Arah-KIRI -- Antonio Gramsci ialah tokoh penting dalam sejarah teori Marxis. Sementara Karl Marx dan Friedrich Engels memberikan analisis menyeluruh tentang kapital di tingkat sosial dan ekonomi - khususnya menunjukkan bagaimana kapital mengantagoniskan kelas pekerja dan menyebabkan krisis - Gramsci melengkapi ini dengan suatu teori canggih tentang ranah politik dan bagaimana itu secara organik/dialektik berhubungan dengan kondisi-kondisi sosial dan ekonomi. Ia memberikan kita teori tentang bagaimana proletariat harus mengorganisir secara politik bila hendak secara efektif merespon krisis dan kegagalan kapital, dan menghadirkan perubahan revolusioner.
Secara kebetulan, inovasi ini terbukti bukan saja menarik perhatian kaum Marxis, tapi juga mereka yang berada di luar bentuk-bentuk politik progresif, dari gerakan hak-hak sipil (civil rights movement), politik jender, hingga perjuangan ekologis kontemporer. Pendekatannya ini terbukti begitu populer dan secara umum dapat diadaptasikan karena Gramsci sendiri ialah seorang aktivis dan kepedulian fundamentalnya adalah terhadap strategi progresif. Maka meskipun dalam artikel ini saya berencana memberikan gambaran umum tentang teori hegemoni Gramsci dan sebab-sebab di balik formulasinya, yang penting adalah agar kita meneruskan ini dengan memikirkan bagaimana kita dapat menggunakan konsep-konsep ini secara strategis dalam perjuangan kita.

Apa itu hegemoni?

Tampaknya tidaklah pantas memulai diskusi ini dengan bertanya "Apa itu hegemoni?" Ini rupanya susah untuk dijawab ketika kita membicarakan Gramsci, karena, setidaknya dalam The Prison Notebooks, ia tidak pernah memberikan definisi yang pas terhadap istilah itu. Ini mungkin alasan utama kenapa terdapat begitu banyak ketidak-konsistenan dalam literatur hegemoni - orang cenderung membentuk definisinya sendiri, berdasarkan pembacaan mereka sendiri terhadap Gramsci dan sumber-sumber lainnya. Yang menjadi masalah di sini adalah bila seseorang membaca Gramsci secara setengah-setengah maka definisi mereka pun seperti itu.

Contohnya, Martin Clark (1977, p.2) mendefinisikan hegemoni sebagai "cara kelas penguasa mengontrol media dan pendidikan". Meskipun definisi ini mungkin lebih sempit dari biasanya, ia mencerminkan kesalahan-pembacaan yang biasa terjadi terhadap konsep tersebut, yakni bahwa hegemoni adalah cara kelas penguasa mengontrol institusi-institusi yang mengontrol atau mempengaruhi pemikiran kita. Walau demikian, kebanyakan literatur hegemoni di kalangan akademik dan aktivis mengambil sudut pandang yang sedikit lebih lebar dari ini, dengan menyertakan lebih banyak institusi dalam pelakasanaan hegemoni - setidaknya menyertakan juga militer dan sistem politik. Problemnya adalah bahkan ketika institusi-institusi ini diperhitungkan, fokusnya cenderung eksklusif kepada kelas penguasa, dan metode-metode kontrolnya. Hegemoni sering kali digunakan untuk menggambarkan cara kelas-kelas kapitalis menginfiltrasi pikiran rakyat dan menerapkan dominasinya. Yang luput dari definisi ini adalah Gramsci tidak hanya menggunakan istilah "hegemoni" untuk menggambarkan aktivitas kelas penguasa, ia juga menggunakannya untuk mendeskripsikan pengaruh yang diberikan oleh kekuatan-kekuatan progresif. Dengan mencamkan hal ini, kita dapat melihat bahwa hegemoni seharusnya didefinisikan sebagai hal yang dilakukan bukan saja oleh kelas penguasa, faktanya ia adalah proses di mana kelompok-kelompok sosial - apakah mereka progresif, regresif, reformis, dsb. - meraih kekuasaan untuk memimpin, bagaimana mereka memperluas kekuasaan mereka dan mempertahankannya.

Untuk memahami apa yang coba dicapai oleh Gramsci ketika mengembangkan teori hegemoninya, kita butuh melihat konteks historis yang ia hadapi maupun perdebatan dalam pergerakan di masa itu. Istilah "hegemoni" sudah umum digunakan oleh lingkaran sosialis sejak awal abad 20. Penggunaannya menunjukkan bahwa bila suatu kelompok digambarkan sebagai "hegemonik" maka ia menempati posisi kepemimpinan dalam suatu ranah politik tertentu (Boothman, 2008).

Penggunaan istilah gegemoniya (istilah Rusia untuk hegemoni, sering diterjemahkan sebagai "vanguard") oleh Lenin tampak menyiratkan suatu proses yang lebih mirip dengan apa yang digambarkan oleh Gramsci. Dalam upayanya mengkatalisis Revolusi Rusia, Lenin (1902/1963) melakukan pengamatan bahwa ketika dibiarkan mengurus sendiri, kaum pekerja cenderung hanya mencapai kesadaran serikat buruh, memperjuangkan keadaan yang lebih baik dalam sistem yang ada. Untuk menghadirkan perubahan revolusioner, ia berargumen bahwa kaum Bolshevik perlu menempati posisi hegemonik dalam perjuangan menentang rejim tsaris. Ini artinya bukan saja memberdayakan berbagai serikat pekerja dengan menyatukan mereka, tapi juga melibatkan semua "strata oposisi" dalam masyarakat ke dalam gerakan, menarik hubungan-hubungan di antara semua bentuk "penindasan politik dan kesewenang-wenangan otokratik" (Lenin, 1963, pp 86-87).

Namun, dalam periode paska-revolusioner implikasinya berubah. Lenin berargumen bahwa hal-hal krusial untuk mendirikan "hegemoni proletariat" adalah (a) kaum proletariat perkotaan mempertahankan aliansinya dengan kaum tani pedesaan (yang merupakan mayoritas penduduk Rusia) untuk mempertahankan kepemimpinan nasional dan (b) keahlian kaum kapitalis lama digunakan, dengan memaksa mereka untuk secara efektif mengelola industri-industri negara. Kedua proses kepemimpinan ini yang dilakukan via konsensus dan penggunaan paksaan dalam pengembangan hegemoni akan memainkan peran yang krusial dalam teori Gramsci. Dari tahun 1922-23 Gramsci berada di Rusia ketika perdebatan-perdebatan ini sedang menggelora dan setelah masa-masa inilah kita melihat hegemoni mulai menempati peran sentral dalam tulisan-tulisannya.

Italia

Di samping pengaruh yang diakibatkan oleh jalannya peristiwa di Rusia, Gramsci juga dipengaruhi oleh pengalaman politiknya sendirinya. Gramsci sangat terlibat dalam perjuangan melawan kapitalisme dan fasisme di Italia dan untuk beberapa waktu ia merupakan pemimpin Partai Komunis Italia. Dalam periode setelah Perang Dunia I, terdapat optimisme yang besar di Eropa, dan khususnya di Italia, karena saat itu rakyat melihat kebiadaban yang dilakukan oleh kelas-kelas penguasa, sementara di Rusia suatu alternatif sedang berkembang, sehingga semacam revolusi kaum pekerja di Eropa pun mulai tampak di permukaan.

Gramsci tentunya meyakini optimisme ini. Peristiwa yang berlangsung di awal 1920an tampak mengonfirmasikan ini. Ketegangan dalam semua strata masyarakat adalah tinggi, terdapat agitasi massa dan rakyat membentuk dewan-dewan pabrik dan koperasi pekerja. Tapi terlepas dari mobilisasi yang intens ini, itu semua padam dengan segera. Serikat-serikat buruh terkooptasi, koperasi pekerja menjadi tersingkir dan tak kompetitif. Rakyat biasa diintimidasi oleh elit atau terpesona oleh daya tarik retorika fasis.

Gramsci dan beberapa lainnya membentuk Partai Komunis Italia untuk mencoba membangkitkan kembali pergerakan, tapi nyatalah bahwa rakyat telah pupus harapan akibat kegagalan di tahun-tahun sebelumnya untuk bisa terlibat kembali. Suara untuk Partai Komunis begitu sedikit dan mengecewakan. Ketika Gramsci ditahan pada 1926 sebagai bagian dari tindakan darurat Mussolini, ia mendapatkan banyak waktu di penjara untuk merefleksikan apa yang terjadi dan apa yang salah. Bagaimana kelas penguasa dapat begitu efektif mencekik potensi gerakan, dan apa yang dibutuhkan oleh kekuatan-kekuatan progresif untuk memobilisasi massa sehingga mereka mampu membawa perubahan fundamental dalam masyarakat? Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya menjadi sentral dalam teori hegemoni Gramsci.

Tahapan

Sebagaimana dijelaskan di atas, dalam The Prison Notebooks Gramsci mengacu pada hegemoni untuk menggambarkan aktivitas kelompok yang sedang dominan maupun kekuatan-kekuatan progresif. Bagi Gramsci, apa pun kelompok sosialnya, kita dapat melihat bahwa terdapat tahapan perkembangan bersama tertentu yang harus mereka lalui sebelum mereka dapat menjadi hegemonik. Mengambil dari Marx, persyaratan pertama adalah ekonomi: bahwa kekuatan material telah cukup dikembangkan sehingga orang-orang di dalamnya mampu memecahkan problem-problem sosial yang paling mendesak. Gramsci kemudian berlanjut menyatakan bahwa terdapat tiga tingkat perkembangan politik yang harus dilalui suatu kelompok sosial agar dapat mengembangkan gerakan yang dapat memulai perubahan.

Tahap pertama dari ini disebut "korporat-ekonomis". Seorang korporatis mungkin adalah apa yang kita pahami sebagai individu yang mengutamakan kepentingannya sendiri. Seseorang berafiliasi dengan tahap korporat-ekonomis sebagai fungsi dari kepentingan pribadinya, menyadari bahwa mereka membutuhkan dukungan orang lain untuk memperoleh keamanan mereka sendiri. Serikat-buruhisme mungkin merupakan contoh terjelas untuk ini, setidaknya dalam kasus di mana orang bergabung dengan serikat buruh karena takut gajinya dipotong, penyusutan dsb. Dalam istilah ini, kita juga dapat memasukkan kerjasama jangka-pendek antara kapitalis-kapitalis yang sesungguhnya saling berkompetisi satu sama lainnya. Hal yang ditekankan adalah: pada tahap perkembangan historik ini, kelompok yang bersangkutan belum memiliki rasa solidaritas di antara anggota-anggotanya.

Dalam tahap kedua, anggota-anggota kelompok mulai menyadari bahwa terdapat wilayah kepentingan yang lebih luas dan bahwa terdapat orang lain yang berbagi kepentingan dengan mereka dan akan terus membagi kepentingan-kepentingan ini dalam masa depan yang terjangkau. Dalam tahap inilah rasa solidaritas berkembang, tapi solidaritas ini masihlah hanya berbasiskan kepentingan ekonomi bersama. Tidak terdapat pandangan dunia bersama atau apa pun semacam itu. Solidaritas seperti ini dapat mengarah pada upaya-upaya untuk menggalakkan reformasi-reformasi di bidang hukum untuk memperbaiki posisi kelompok tersebut dalam sistem yang ada, tapi belum ada kesadaran tentang bagaimana mereka, dan yang lainnya, dapat diuntungkan oleh pembentukan sistem yang baru.

Hanya dengan melewati tahap ketiga maka hegemoni dapat benar-benar menjadi mungkin. Dalam tahap ini, anggota-anggota kelompok sosial mulai menyadari kepentingan dan kebutuhan untuk menjangkau melampaui apa yang dapat mereka lakukan dalam konteks kelas-kelas mereka tersendiri. Yang dibutuhkan adalah agar kepentingan mereka turut diusung oleh kelompok-kelompok lainnya yang tersubordinasi seperti halnya mereka. Inilah yang dipikirkan oleh Lenin dan kaum Bolshevik dalam membentuk aliansi dengan kaum tani - bahwa hanya dengan membuat revolusi Bolshevik juga menjadi revolusi kaum tani, di mana kaum tani juga melihat itu sebagi revolusi mereka, maka kaum proletariat perkotaan dapat mempertahankan posisi kepemimpinannya.

Gramsci memahami bahwa dalam konteks historis yang sedang dikerjakannya, berjalannya suatu kelompok sosial dari reformisme atas kepentingan pribadi menuju hegemoni nasional dapat terjadi secara efektif via partai politik. Dalam formulasi yang kompleks ini, beragam ideologi kelompok-kelompok yang beraliansi akan berkumpul. Tak dielakkan lagi akan terjadi konflik antara ideologi-ideologi ini, dan melalui proses perdebatan dan pertarungan, satu ideologi, atau kombinasi penyatuan darinya, akan muncul mewakili kelas-kelas yang beraliansi. Ideologi ini dapat dibilang hegemonik, kelompok yang mewakilinya telah meraih posisi hegemonik atas kelompok-kelompok yang tersubordinasi. Dalam tahap ini, partai mencapai kedewasaan dengan meraih kesatuan antara tujuan ekonomi dan politik maupun kesatuan moral dan intelektual - dapat dikatakan sebagai saling berbagi suatu pandangan dunia.

Dengan persatuan ini di belakangnya, partai mentransformasi masyarakat untuk meletakkan persyaratan bagi ekspansi kelompok hegemonik. Negara menjadi mekanisme untuk melakukan ini: kebijakan dihasilkan dan ditegakkan untuk memungkinkan kelompok hegemonik mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan menciptakan simetri antara tujuannya dan tujuan kelompok-kelompok lainnya. Meskipun tujuan-tujuan ini diformulasikan dengan pemikiran untuk memajukan kepentingan satu kelompok, walau demikian tujuan-tujuan tersebut harus dialami oleh penduduk sebagai kepentingan semua orang. Agar ini berjalan efektif, kelompok hegemonik harus memiliki suatu bentuk tertentu dalam menangani kepentingan kelas-kelas yang tersubordinasi. Kepentingan yang dominan tidak dapat dengan begitu saja diterapkan kepada mereka.

Hegemoni Progresif

Meskipun Gramsci menganggap langkah-langkah pragmatis tersebut dibutuhkan oleh tiap kelompok yang hendak meraih kekuasaan, ia juga memiliki kepedulian etis yang sangat mendalam terhadap cara berjalannya proses tersebut. Dalam pengertian ini, kita dapat menemukan dalam karya Gramsci perbedaan kualitatif antara pelaksanaan hegemoni oleh kelompok regresif dan otoriter di satu pihak, dan kelompok-kelompok sosial di pihak lainnya. Dalam tingkat etika, Gramsci di atas segalanya ialah seorang anti-dogmatis yang meyakini bahwa kebenaran tak dapat diterapkan begitu saja dari atas-ke-bawah, tapi hanya melalui dialog yang konkrit dan simpatik dengan rakyat. Kalau hegemoni regresif melibatkan penerapan serangkaian nilai-nilai yang tak ternegosiasikan kepada rakyat, terutama melalui paksaan (koersi) dan penipuan, hegemoni progresif akan berkembang dengan persetujuan (konsen) masyarakat yang diraih secara demokratis. Untuk memperjelas perbedaan-perbedaan ini, sisa dari artikel ini akan mengelaborasikan berbagai cara Gramsci membicarakan tentang hegemoni kelas-kelas penguasa saat ini maupun yang lalu dan bagaimana ini bertolak belakang dengan hegemoni progresif yang diharapkan untuk disaksikannya di masa depan.

Jelaslah bila kita menelusuri sejarah, kelas kapitalis memegang hegemoninya terutama melalui berbagai bentuk paksaan (koersi), yang berkisar dari penempatan militer secara langsung hingga bentuk-bentuk yang lebih halus, contohnya, menggunakan kekuatan ekonomi untuk menyingkirkan lawan politik. Namun, adalah suatu kesalahan besar untuk berpikir bahwa kapitalisme tidak pula bergantung pada pembangunan persetujuan atau konsensus. Bahkan dapat diargumentasikan bahwa pembangunan-konsensus kapitalisme lah yang dari sudut pandang strategis perlu kita beri perhatian lebih mendalam, karena di tingkat inilah kita berkompetisi dengan mereka. Sifat dan kekuatan konsensus ini beragam. Ada cara-cara di mana kapitalisme sukses secara aktif menjual visinya kepada kelas-kelas yang tersubordinasi. Ini bukan berarti sekedar menjual visi terdistorsi tentang suatu masyarakat yang bebas, merdeka, inovatif, dsb, tapi juga menggunakan ide-ide ekonomi borjuis untuk meyakinkan kelas pekerja untuk meyakini bahwa, contohnya, meskipun kebijakan kapitalis adalah kepentingan utama kelas kapitalis, mereka pun akan meraih keuntungan via dampak tetesan-ke-bawah (trickle down effects). Kapitalisme juga dapat memenangkan persetujuan atau konsensus di antara mereka yang mungkin tidak mempercayai bahwa sistem yang ada adalah untuk kepentingan mereka, namun meyakini bahwa tidak ada alternatif atau bahwa alternatif akan lebih buruk - dengan kata lain, dengan menggalakan keyakinan bahwa sistem yang ada merupakan suatu keharusan yang dibutuhkan (necessary evil).

Abad ke-20 menyaksikan kapitalisme memperluas secara massif bentuk konsensus ini, terutama melalui kontrol korporasi dalam media dan periklanan. Di Amerika Serikat khususnya, penggalakkan "American dream", dan semua komoditas tak bermanfaat yang dibutuhkan untuk meraihnya, tidak hanya berguna untuk menggenjot konsumsi dan sekaligus menguntungkan kepentingan ekonomi kaum kapitalis; ia juga menjual suatu gaya hidup yang hanya dapat diberikan oleh kapitalisme. Ini tentunya dibantu selama Perang Dingin dengan berbagai upaya simultan untuk mencap tiap alternatif terhadap kapitalisme sebagai perbudakan. Kelas kapitalis menentang tiap kebijakan yang berupaya menyaingi media milik korporasi dengan menggunakan kekuatan politik hegemoniknya untuk menciptakan kondisi-kondisi bagi pembangunan konsensus lebih jauh, yang kemudian akan memperluas kepentingan mereka. Kelompok hegemonik akan terus berjuang dengan cara-cara ini untuk mencapai tingkat konsensus yang lebih besar - dalam kasus ini dengan mengunci rakyat ke dalam cara berpikir yang kaku dan menggilas tiap optimisme.

`Sindikalisme’

Beberapa bentuk serikat-buruhisme tertentu dapat juga menjadi contoh hegemoni kapitalis. Apa yang Gramsci sebut sebagai "sindikalisme" - pandangan bahwa kondisi kelas pekerja dapat diangkat secara maksimal dengan meningkatkan kekuatan serikat buruh - mencerminkan suatu kelompok sosial (para pekerja) yang terperosok dalam tahap perkembangan korporat-ekonomis akibat pengaruh hegemonik kapitalis, terutama para pembela perdagangan bebas (free trade), dalam ranah ideologi. Para pembela perdagangan bebas berargumen bahwa negara dan masyarakat sipil harus tetap terpisah, bahwa negara harus keluar dari ranah ekonomi, yang berfungsi secara otonom - serahkan itu kepada "tangan pasar yang tak kasat mata" dan seterusnya.

Kaum sindikalis mengadopsi asumsi tentang pemisahan antara ranah sosial dan ekonomi di satu sisi dan ranah politik di sisi lainnya, dan mengasumsikan bahwa mereka dapat membawa perubahan radikal tanpa perwakilan politik. Hasil konkrit dari ini adalah mereka hanya dapat bernegosiasi untuk perbaikan-perbaikan yang berpengertian sempit dalam ranah ekonomi, tanpa perubahan kebijakan yang memungkinkan kemenangan-kemenangan ini meraih basis yang lebih permanen. Sementara para pembela perdagangan bebas justru secara aktif terlibat dalam penentuan kebijakan (meskipun klaim mereka mengatakan lain) yang menciptakan kondisi-kondisi yang menguntungkan kelas kapitalis!

Namun, ketika kepentingan kelas kapitalis secara langsung terancam, kekuatan hegemonik tak pelak lagi beralih ke paksaan. Tidak ada lagi ruang untuk menegosiasikan ini, dalam tatanan hegemonik yang ada. Dalam tingkat sederhana, ini dapat berarti membuat legislasi yang memungkinkan polisi menyerang pekerja yang melaksanakan aksi-aksi industrial, yang mengancam profit secara langsung. Tapi ancaman terbesar terhadap kapitalis adalah perkembangan alternatif hegemonik dalam masyarakat sipil. Ancamannya adalah rakyat akan beralih dari fase korporat-ekonomis, dan menyadari bahwa kepentingan mereka bersinggungan dengan semua pihak yang dipinggirkan oleh kapitalisme dan melawan balik, bahwa mereka akan menyadari kekuatan mereka dan menuntut perubahan radikal.

Karena ini merupakan ancaman terbesar terhadap kapital, cara paling efektif baginya untuk menggunakan paksaan adalah dengan memecah belah aliansi-aliansi progresif antara kelompok-kelompok yang tersubordinasi. Ketika dihadapkan pada kekerasan dan ancaman-ancaman ekonomi, orang lebih tidak mampu menghubungkan dirinya dengan kelompok. Kekuatiran untuk bertahan hidup berarti bahwa tiap orang harus mempertahankan kepentingan mereka secara individual. Hegemoni progresif dari pergerakan menjadi terhambat, karena tiap orang dipaksa untuk bertindak secara korporatis. Kelas penguasa juga dapat berupaya memecah belah gerakan secara kasar dengan memanas-manasi perbedaan ideologi, contohnya dengan berseru tentang agama.

Demokrasi dan konsensus

Gramsci memandang bahwa perkembangan hegemoni progresif melibatkan lebih banyak keterbukaan, demokrasi dan konsensus, dibandingkan paksaan. Kalau pun terdapat paksaan, itu seharusnya ada untuk melawan kekuatan-kekuatan reaksioner yang hendak menjegal perkembangan masyarakat. Ini akan memberikan ruang kepada massa untuk meraih potensi mereka. Bagian yang besar dari The Prison Notebooks diberikan untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan hegemoni semacam ini, dan banyak pemikir Gramscian sejak itu mendedikasikan diri mereka untuk menjawab teka-teki ini.

Sebagai awalan, kita dapat mengatakan bahwa hegemoni yang ada mencoba menjaga agar kelompok-kelompok yang dikecewakan dan tersubordinasi tetap tercerai berai, hegemoni progresif yang hendak bangkit harusnya mempersatukan mereka. Gramsci tentunya melihat tantangan yang ada di sini. Dalam situasi historisnya sendiri (dan tak diragukan lagi masih demikian pada masa kita kini) terdapat rintangan-rintangan yang cukup besar antara kelompok-kelompok yang terpinggirkan dalam hal pengalaman, bahasa dan pandangan-dunia. Namun, yang sama-sama dimiliki oleh semua kelompok ini adalah tidak ada dari mereka yang memiliki perwakilan politik yang memadai dalam sistem yang ada. Gramsci menyebut kelompok-kelompok yang tak memiliki perwakilan politik ini "subalternus". Tantangan kelompok hegenomik adalah memberikan kritik terhadap sistem yang ada dengan sedemikian rupa sehingga kelompok-kelompok subalternus tersebut menyadari kesamaan nasib mereka dan kemudian "bangkit" ke dalam kehidupan politik partai. Untuk memfasilitasi penggabungan oleh pihak-pihak lainnya ini, Gramsci menekankan perlunya kelompok hegemonik untuk bergerak melampaui pemahaman kepentingannya sendiri yang korporatis-ekonomis, mengorbankan beberapa tujuan ekonomi yang mendesak demi kesatuan moral dan intelektual yang lebih mendalam. Ia harus meninggalkan prasangka-prasangka dan dogma-dogma tradisionalnya dan mengambil pandangan yang lebih luas bila hendak memimpin sambil mendapat kepercayaan dan konsensus (keduanya dibutuhkan untuk mengalahkan kekuasaan yang ada).

Bila kekuatan yang segaris ini hendak memiliki pengaruh historis yang penting, mereka harus langgeng dan secara organik/menyatu berhubungan dengan kondisi-kondisi di lapangan, bukan sekedar konvergensi sesaat. Untuk mengembangkan momentum massa, mereka harus mendemonstrasikan, baik dalam imajinasi rakyat maupun dalam aksi, bahwa mereka mampu meraih kekuasaan dan melaksanakan tugas-tugas yang mereka tetapkan sendiri. Tugas-tugas ini harus secara efektif menjadi tugas setiap orang - mereka harus mewakili tiap aspirasi, dan menjadi pemenuhan dari tugas gerakan-gerakan yang tidak berhasil dalam generasi sebelumnya.

Demonstrasi kekuasaan dan pengaruh historis seperti itu tidak dapat dicapai melalui aksi pasif. Contoh yang Gramsci gunakan di sini adalah pemogokan umum. Bila gerakan tersebut sekedar mewakili penolakan terhadap sistem yang ada atau non-partisipasi terhadapnya, maka itu akan segera berfragmentasi menjadi ide-ide unik tiap individu tentang apa yang harus menggantikan sistem yang ada justru pada saat ketika persatuan adalah yang paling dibutuhkan. Ia harus merupakan perwujudan aktif kehendak kolektif, yang terkristalisasi dalam suatu agenda perubahan yang konstruktif dan konkrit. [garis miring tebal oleh penerjemah] Jelaslah ini bukan tugas mudah, dan Gramsci tentunya tidak berpandangan bahwa kita dapat menerapkan strategi-strategi ini seperti halnya mengikuti manual. Yang dibutuhkan adalah kerja sungguh-sungguh di lapangan untuk meletakkan medan-medan moral dan intelektual di mana perkembangan historis ini dapat muncul. Kita harus mengembangkan kesatuan, kesadaran dan kedewasaan gerakan, membuatnya menjadi kekuatan yang kuat dan kohesif, dan kemudian dengan sabar, dengan perhatian seksama terhadap kondisi kontekstual, menanti momen yang menguntungkan untuk menggunakan kekuatan ini.

Momen krisis

Momen ini adalah momen krisis dalam hegemoni dominan yang ada: momen di mana penduduk semakin melihat jelas bahwa kelas penguasa tidak lagi mampu menyelesaikan isu-isu paling mendesak bagi kemanusiaan. Asalkan kekuatan progresif dapat secara memadai memberikan alternatif pada saat ini dan kelas penguasa tidak mampu dengan segera membangun kembali konsensus, menjadi jelaslah bahwa kondisi di mana kelompok penguasa menjadi hegemonik mulai berlalu dan masyarakat dapat secara kolektif berkata "Kami tak membutuhkanmu lagi." Gramsci menyebut proses pembersihan sejarah ini "katarsis" di mana "struktur berhenti menjadi kekuatan eksternal yang menekan manusia, mengasimilasi manusia dan membuatnya pasif; dan ia ditransformasikan menjadi alat kebebasan, suatu instrumen untuk menciptakan bentuk etika-politik baru dan sumber inisiatif baru." (Ggramsci, 1971, p.367.)

Bagi Gramsci, kebutuhan akan transisi ini dari dunia sebagaimana apa adanya menuju kebebasan menciptakan dunia baru harus menjadi awalan dari semua strategi Marxis.

Jadi, apa yang ditawarkan Gramsci kepada kita? Penekanannya bahwa bentuk politik sosialis haruslah berupa keterbukaan, demokrasi dan pembangunan konsensus. Ini tentunya memberikan kita visi dan fokus yang lebih luas dan kita benar-benar perlu menginformasikan aktivitas semua kelompok politik. Bila bukan karena alasan etis, setidaknya karena dalam lingkungan saat ini, tanpa kesediaan untuk bekerja secara tulus membangun konsensus dengan lainnya, peluang keberhasilan kita akan sangat sempit. (Kita bukan kelas penguasa - kita tidak memiliki alat paksaan). Namun lebih dari ini, Gramsci memberikan kita cara berpikir; ia memberikan kita alat konseptual untuk membedah situasi politik yang kita hadapi, untuk memandangnya dalam konteks historis dan untuk memahami di mana-mana saja kita dapat menemukan persyaratan-persyaratan untuk mengembangkan kekuatan kita lebih jauh lagi.

[Trent Brown adalah mahasiswa doktoral di Universitas Wollongong dan anggota dari Friends of the Earth Illawarra]


Bibliography


Boothman, D. (2008).`` Hegemony: Political and Linguistic Sources for Gramsci’s Concept of Hegemony’’. In R. Howson and K. Smith (Eds.), Hegemony: Studies in Consensus and Coercion. London: Routledge.

Clark, M. (1977). Antonio Gramsci and the Revolution that Failed. New Haven: Yale University Press.

Gramsci, A. (1926). ``Some aspects of the southern question’’ (V. Cox, Trans.). In R. Bellamby (Ed.), Pre-Prison Writings (pp. 313-337). Cambridge: Cambridge University Press.

Gramsci, A. (1971). Selections from the Prison Notebooks of Antonio Gramsci, Q. Hoare & G. N. Smith, eds. & trans. London: Lawrence and Wishart.

Howson, R. (2006). Challenging Hegemonic Masculinity. London: Routledge.

Howson, R. & Smith, K. (2008). Hegemony: Studies in Consensus and Coercion. London: Routledge.

Lenin, V. I. (1963). What is to be Done? S.V. Utechin & P. Utechin, trans. Oxford: Oxford University Press.

9 Okt 2012

Reforma Politika Fiskal Timor Leste



(Povu Kiak Tamba Politika Fiskal Governu Habokur Makina Estadu Deit)
Husi: Crispin da Costa Perreira

Ita nia ukun an tinan sanulu resin ona, mesmu hare ba nurak tebes maibe nasaun nee hamriik iha momentu nebe nakonu-ho dezafiu no progresu desenvolvementu nasaun vizinu nebe avancadu tebes i halo Timor mos la-hakmatek hodi duni desenvolvementu nebe sei atrazadu. Ukun-nain Timor bele ha-mosu rajaun barak sobre nasaun foin harii, maibe iha fatin seluk rekurcu sira nebe oras nee dadaun servi ba makina estadu forma des-de Indonesia nia tempu i balun husi nasaun seluk hanesan Portugal, Musambique, Angola, no Australia. Ita konkorda wainhira ukun sira kesi kestaun limitasaun rekurcu seluk hanesan kapital, rekurcu naturais, no osan maibe tempu lao nafatin i Timor Leste preparadu ona hodi hakat ba oin. Komitmentu politikus mak sai fator determinante, se-lae politkius sira nemak sai-duni obtaklu ba desenvolvementu Timor Leste. Laos tempu ona, estadu/governu sei hakilar nafatin menus-rekurcu umanu maibe realidade ka dadaun nee kada tinan Timor Leste produs rekurcu umanu kuaze 5-7 mil graduadu nebe fornece husi Universidade rai laran no Indonesia. Agora, oinsa estadu argumenta ba situasaun refere hodi kria servisu ba sira? Aliende nee, durante tinan lima iha Governasaun AMP Jilid I despeza barak (Bens Servisu $ 1,56 biloens tinan lima kotuk no balun governu mos hetan tulun husi parseiru desenvolvementu) hodi fo kapacitasaun ba servidor publiku. Tan nee, tuir hau oinsa governu utiliza ho diak i ha-menus rajaun atu tau sala ba menus rekurcu umanu ho nune bele reflete iha planu anual ba desenvolvementu nasaun. Buat todan liu mak maturidade politika ukun-nain,  politikus sira tenke iha vontade no konsencia diak hodi hare situasaun riil no traxa planu. Governu mak iha konpetencia no knaar tomak tuir konstituisaun hodi responde liu husi Planu Orcamentu Jeral Estadu (OJE). La kleur tan ita sei asiste debates politikus iha parlamentu nacional hodi dicidi desenvolvementu 2013. Ita hein decijaun fiskal bele responde kondisaun povu kraik hodi evita gap/distancia moris sociadade nebe klean entre riku no kiak. Grupu riku sa’e bebeik hodi belit/tebele ba ukun-nain no kiak sai ISKA politikus iha momentu kampanye atu atinji kadeira politika. Ita mos duvida papel politikus tuur iha kadeira as i do’ok liu husi massa kiak nebe fo nia votus hodi asegura kadeira refere!!!
Orcamentu Jeral Estadu (OJE) nudar sasan governu nebe hatuur hodi garante povu moris diak, no sasan refere halo ho jestaun diak atu hadiak ekonomia nasaun (F. Seda). Buat hirak nee servidor estadu presija jere ho didikasaun atu atinji boa governasaun, se lae Timor bele iha osan barak maibe la-utiliza ho diak hodi sustenta povu nia moris diak (esperencia iha ona-keta repete). Atu atinji boa governasaun presija sadere ba prinsipiu gastus/despeza sira tuir mai nee: prinsipiu (i), Akuntablidade bazeia rejultadu/kinerja, esperencia exekusaun durante governu Fretilin no AMP jilid I iha ona. Governu Fretilin hahu ho limitasaun OJE no limita mos ba planu desenvolvementu. Aliende limita planu, Governu Fretilin hasoru difikuldade iha rekurcu umanu hodi exekuta planu estadu. pelemenus kondisaun socio-ekonomia lao normal i transparancia iha prosesu exekusaun planu akontese. Ita mos hakfodak wainhira  situasaun refere sei repete nafatin iha governu AMP Jilid I. Momentu nebe Timor Leste nia rendementu boot husi receita petroleum (olie ho gas) maibe ekonomikamente buat hotu lao iha fatin i la-hatudu rejultadu nebe diak. Prinsipiu (ii), Nakloke ba transasaun(transaksi) governu; iha hahalok balun mak sidauk nakloke no transasaun iha nakukun laran. Ex. Tender, manipula folin fos, manipula folin konfestivel nebe fo influenca ba kofre estadu, distribuisaun makina agrikultura nebe nakonu is-partidaria, no sst. Prinsipiu (iii), Kapacitasaun ba jestor nebe profissional, tinan hirak liu ba governu konsentra hodi hadi’a instituisaun estadu, nee reflete husi politika alokasaun OJE haruka servidor estadu eskola no tuir terinumentu iha liur. Ate’e agora ita la-dauk hare impaktu formasaun sira nee nia rejultadu. Publiku sei hetan servidor sira nebe lao distancia no siak-ten (hare servisu servi publiku hanesan Hospital, fatin trata dokumentu karta kondusaun, pasaporte, certidaun, kelakuan baik nsst). Prinsipiu  (iv), Tenke iha Auditoria Externa nebe independen no iha kredibelidade hodi halo audit. Publiku la-hatene Auditor nebe mak durante nee halo audit ba prosesu exekusaun OJE. Duvidas bo’ot mos ba  utilizasaun fundus estabilizasaun ekonomia ho motante $ 240 miloens maibe folin fos sae bebeik, fundus infrastrutura (desenvolvementu ba infrastrutura pasu iha fatin deit), fundus rekurcu umanu nebe nia exekusaun la fo influenca ba atetude servidor publiku, ho seluk tan. Buat seluk nebe mosu no sai rumoris mak korupsaun. Espasu (koruptu) nee bele sai realidade tamba sasan kontrola iha politikus nia liman. Wainhira sasan nee husik deit bele tuir Gary Becker koalia  “Numeru krimi laos tamba rasionalidade no prefere ba ema hodi sai krimi, maibe ambiente ekonomia no sociadade nebe kria husi decijaun publiku inklui despeza ba policia, kastigu ba kriminozu, oportunidade servisu, eskola, programa treinumentu ba cidadania”.
Perguntas bo’ot sempre mosu husi publiku wainhira politikus sira hahu halo planu anual no debate iha uma fukun Parlamentu Nacional. Apakah OJE nebe debate bele lori netik roman ba sira nia moris? Ou debate refere hodi repete deit buat nebe mak ita asiste iha governu APM jilid I? Tuir lolos, OJE lori esperanca moris diak povu no tenke reflete iha politika fiskal (despeza) nebe sei mosu iha governu foun (AMP Jilid II). Povu mos baruk ona ba kompremisu nebe furak wainhira koalia maibe la reflete iha planu anual. Prinsipiu despeza OJE too ohin loron sai duvidas, liliu iha parte exekusaun. Iha projetu barak mak implementa la-tuir estandar no viola valor projetu refere, la iha sensaun ba kompania no ses husi kontrola. Se ita asiste rehabilita estrada kauk Dili laran (Ex. Hudi laran, besik ponte Maufelu-Becora, Aimutin) kompania taka aspal hanesan los lem/goma ba estrada kuak (alias LEM ASPAL nebe MIHIS LOS) agora, nune deit mak ita nia implementasaun kualidade projetu? Semak halo kontrola ba projetu sira nee? Funcionamentu inpektor jeral halo espesaun oinsa? Iha parte makroekonomia kortu praju, sei lori naha ba progresu ekonomia tamba desenpregu Timor Leste kuaze 72% (449 mil, Labour Survey 2010), sira nee mayoria hela iha area rural no nudar agrikultor. Mesmu Governu kria projetu insidental/PDD maibe valor projetu nebe kiik la-involve ema hotu no la-kobre sira nia moris durante tinan ida nia laran ( tamba loron servisu nebe minimu tebes). Buat hirak nee difikulta povu hodi hadi’a an no la bele haruka sira nia oan ba eskola. Aliende problema desenpregu, Timor mos sofre liu ba kestaun inflasaun kuaze 13,5 pursentu, buat nebe kontribui makaas ba gap kiak tamba inflasaun fo todan kapacidade sosa povu. Kondisan nee kontrariu ho kresementu ekonomia Timor Leste nebe hahu 8 pursentu 2006 ate’e 10,9 pursentu iha 2011.
Kresementu Ekonomia, Konseitu Politika Fiskal VS Distribuisaun Rendementu
Iha fator kesenggajaan husi governu hodi kria gap kiak no grupu elite iha Timor Leste. Politkus iha Governu laran no PN prekupa liu ba (kadeira no partidaria).Povu Kiak Tamba Politika Fiskal nee laos boatus/rumoris maibe realidade nebe mak oras nee ita hare iha sociadade nia le’et, parte seluk ukun-nain sira la iha sensiblidade ba asuntu nee hodi trata. Ita diak iha diskurcu maibe implementasaun sai problema nebe seriu (retorika). Iha kontiudu Kiak tamba Politika Fiskal, autor hakarak konvida leitoris hodi hatuur termu ekonomia atu lee asuntu refere. Mesmu iha ekonomista balun argumenta katak, politika fiskal nebe Governu Timor Leste uza haktuir konseitu Keynes. Hau koko elabora oituan Konseitu Keynes. Konseitu nee mosu wainhira sistema kapitalista ka merkadu faila hodi akontese resesaun (krizi ekonomia mundial) i oinsa ha-ses ekonomia mundial husi krizi iha tinan 1930-an mai leten? Iha sujestaun rua mak Keynes fo hodi kura krizi ekonomia naton nee-ba, (i) ha-boot despeza estadu hodi kria servisu no (ii) halo politika empresta/debe, Conway, 2011). Klaru ona katak politika rua refere ita halo tiha ona maibe la-tuir lolos konseitu Keynes katak la-kria servisu ba povu hodi rejolve problema makroekonomia, maibe komsumsaun instituisaun estadu mak boot los nune ha-klean espasu distribuisaun entre riku no kiak ihan Timor Leste. Signifika, utilizasaun osan la investe iha setor ekonomia produktiva hodi garante rendementu sustentavel.
Pelu kontrariu mak ita asiste deit politika nee kria grupu elite (ekonomia mediu ba leten) hodi jeneraliza kondisaun moris ema-hotu atraves relatoriu anual governu sobre kresementu ekonomia. Relatoriu nee atu presta deit prestasaun governu iha nivel mundial maibe faktus hatudu buat seluk katak povu sai vitima nafatin deklarasaun sira hanesan nee. Iha pontu balun ita konkorda ho konseitu Keynes maibe kontestu Timor Leste presija ita reve. Nurshe nudar matenek-nain ba area desenvolvementu la-konkorda hodi aplika konseitu nee iha nasaun terceira mundu, tamba tuir Nurshe nasaun foin harii menus iha kapital no rekurcu nebe limita teb-tebes. Ho nune konseitu  Keynes la relevancia ho ekonomia nasaun foin harii, i tan nee lalika obriga hodi nasaun foin harii baniti tuir konseitu refere.

Aliende adopta konseitu nebe la-konsisten, ita mos presija akompania Distinu politika fiskal nudar aproximasaun ida nebe presija ita koko hare. Politika fiskal katak decijaun estadu sobre taxa (tax policy) no gastus (expenditure policy), ou governu uza osan povu nian (atravesa OJE) hodi kria estabilidade ekonomi no desenvolvementu.
Hodi fortefika estetementu iha leten (governu la-uza konseitu Keynes tuir lolos) hau koko aprejenta analiza badak tuir mai nee: bazeia ba analiza Aprocimasaun distribuisaun rendementu leitores bele hare iha figura tuir mai: Wainhira ita uza aproximasaun refere hodi lee politika despeza Timor Leste nota katak persentajen despeza ba instituisaun estadu hahu husi tinan 2006-2012 nebe kompostu husi despeza ba Salariu (10%), Bens Servisu (27%), no Kapital minor (3%) alokasaun iha variabel tolu nee rejulta deit ema hamutuk 28 mil liu mak asesu (funcinariu publiku) ba OJE (Relatoriu Anual), iha $ 2,263 biloens (39%) estadu aloka osan ba desenvolvementu hodi daet povu maibe mehi desenvolvementu nee la akontese iha baze no povu penonton nafatin. Kompania mak hetan lukru ekonomia, aumenta ho ema esternu sira ukupa servisu nee. Publiku mos la-hatene osan nee nia distinu ba se? Iha mos $ 240 miloens (4%) nebe aprova iha 2008 momentu krizi ai-han mundial hodi kria fundus estabilizasaun ekonomiku mais foin reflete iha fos subsidiu nebe kontroversi deit. Keta halo motante osan refere ita hare sai kapital/modal ba membru governu hodi halo negociu iha instituisaun estadu laran alias buka untung/lukru. Nune mak politika subsidiu ka? Tamba sa fos subsidiu folin kontinua sae? Tuir lolos Politika nee atu asegura povu hodi infrenta fos folin baratu, maibe realidade kontrariu i la iha sensaun ruma ba autoridade ou kompania sira nebe distribui fos. Ho analiza distribuisaun hatudu katak povu lubung ida nebe kompostu husi ema terceira idade (ferik katuas) no veteranu sira mak asesu ba osan $ 993 miloens (17%), LAOS POVU TOMAK. Motante osan nebe bo’ot maibe sai nafatin perguntas mai publiku tamba problema veteranu ate agora la-dauk rejolve, sa-tan povu? Povu nafatin sai penontong hodi hare politika fahe osan gratuitu sira nee. Serkulasaun osan $ 993 miloens oras nee para iha nebe, i semak asesu barak liu? Karik luta nee partencia mos ba povu nebe mukit? Ga sira tenke muda sira naran lalais ba terceira idade no veteranu hodi asesu ba osan gratuitu refere? In-justica social-ekonomia no ulun-sira kria hela ba ita!!!!!!!!!!!!!!!
Politika Fiskal
Politika Fiskal nudar intrumentu inportante governu hodi responde espektasaun povu Timor Leste nia moris. Faktus hatudu katak istimulasaun ekonomia Timor Leste depende ba despeza estadu. Teoritikamente politika fiskal tenke prense funsaun hirak tuir mai nee (Musgrave): Premeiru; Fornece sasan social, ex. Uma eskola, estradas, Hospital, fatin rekreasi, ponte, nsst, ka ita kuinece dehan funsaun alokasaun. Despeza governu reflete ga lae? Sigundu; Distribuisaun rendementu no riku soin nebe Justu no ekilibre, ka funsaun distrubuisaun. Iha kontestu Timor Leste, oras nee distribuisaun rendementu centraliza deit iha Dili, tan nee bele dudu migrasaun husi area rural ba urbanu (tenke iha justica ba desenvolvementu). Projetu PDD hanesan intrumentu nebe diak husi governu hodi hadi’a distribuisaun rendementu nacional, maibe implementasaun projetu nee efektivu ga lae. Tamba valor projetu nebe aloka PDD kiik, signifika katak la fo influenca makaas i dala ruma la kria servisu ba komunidade. Tolu; Despeza orcamentu estadu nudar sasan/meius hodi hatuur metin (mantein) oportunidade servisu ba cidadaun tomak, ka funsaun estabilidade. Problema makro hanesan desenpregu sai ameasa ba estabilidade nacional. Despeza OJE lolos tenke fo garante ba kampo servisu hodi minimiza problema social hanesan akonsetese iha Suai no Baucau. Kondisaun nee fo imajen  mai ita hodi buka nia solusaun ekonomia. Dialogu entre jovem (grupu) ho mediasaun husi organizasaun ka governu laos solusaun komperehenship hodi rejolve. Funsaun decijaun fiskal nebe mensi iha leten tinan hirak liu ba la reflete iha OJE. Deputadu sira dala barak hare mak motante osan maibe la-kohi hare distinu osan iha aspetu ekonomia wainhira implementa. Esperencia tinan sanulu kotuk hatudu katak Governu sempre lolos iha debates PN nacional tamba la-kohi rona deputadus sira koalia (oposisi), deputadus nebe tuur rona no hein simu osan fulan deit, seluk faluk La-hahoris diskusaun nebe iha relasaun ho politika ekonomia. Povu hein Biblia desenvolvementu CNRT bele  reflete iha OJE 2013, i Prezidenti da Republika bele halo nia knaar (Promulga) diak liu bazeia ba kondisaun nebe povu infrenta.
Reflesaun: Sukat Kresementu Nebe Furak Iha Numeru
Iha argumentu balun katak despeza estadu nebe boot dudu kresementu ekonomia Timor Leste makaas (hare relatoriu anual estadu, 2011). Signifikasaun kresementu ekonomia ba povu maubere saida? Ou relatoriu refere deit grupu ekonomia mediu ba leten? Jeneralizasaun ba povu hodi moris kondisaun ekonomia diak sei atraza planu estadu hodi ha-kotu mukit nebe sai moras povu Timor Leste. Justifikasaun ba Relatoriu nee tuir mai hau koko hatuur indikadores ekonomia hodi ita sukat lisuk kresementu refere: premeiru; GDP per kapita (nebe governu uza dadaun), sasukat nee halo jeneralija i koncedera cidadaun tomak hetan influenca HANESAN husi kresementu ekonomia nee. Katak ema hotu-hotu moris ho kondisaun ekonomia hanesan. Nia formulasaun maka: total GDP fahe ba total numeru populasaun (GDP/ total populasaun). Sasukat nee hare liu ba numeru/angka maibe KUALIDADE LADUN PRENSE. Katak sasukat refere la responde ba Moris diak (welfare) sociadade/povu. Faktus hatudu katak Timor ema kiak aumenta tan Sasukat nee iha Nasaun Franca oras nee hetan kritika makaas tamba kresementu sa’e maibe kualidade moris sociadade menus tebtebes. Prezidente Franca Nicolas Sarkozy iha 2008, husu hodi hare mos sasukat seluk nebe todan liu ba kualidade moris. Aprocimasaun GDP presija sukat ho desenvolvementu seitor ekonomia maibe too ohin loron la iha dadus ruma relata husi dirasaun estatistika sobre progresu desenvolvementu setor ekonomia Timor Leste. Tan nee, ita duvida ba deklarasaun kresementu nebe as maibe justica ekonomia sai duvida. Sigundu; Kampo servisu no rendementu sae; ekonomikamente sasukat nee iha ligasaun forte hodi justifika kresementu ekonomia nia influenca. Tamba sa sasan (alat) nee inportante? tamba wainhira iha kresmentu ekonomia, DIAK LIU TENKI AKOMPAINIA HO KAMPO SERVISU, signifika katak valor kresementu ekonomia DAET ba ema barak ka populasaun sira hodi asesu ba kampo servisu, i atravesa servisu nee, sira bele hetan salariu hodi dudu rendementu. Objetivu husi analiza nee sei foka liu ba hatun desenpregu no pobreza. Konklujaun maka: ”Kresementu ekonomia hamosu kampo servisu, dudu rendementu povu liu husi salariu, no ikus hatun desenpregu ou pobreza”. Agora oinsa kresementu Timor Leste? Terceiru; New (net economic welfare), sasukat nee hare ba tempu ema servisu no seitor ekonomia nebe maka fornece servisu (formal ka informal), formal katak fornece husi governu, no informal liu husi seitor privadu. Sasukat nee presija responde perguntas hirak nee tuir mai-ne: Ema servisu nain servisu, oras hira iha loron ida, loron hira iha fulan ida, ka fulan hira iha tinan ida. Tamba dala barak servisu informal iha fluktuasaun makaas (la pasti), agora atu sukat moris diak ema ida presija hare nia rendementu nee bele kobre nia necicidade durante loron/fulan/tinan nia laran. Tuir dadus survey SOFOPE ema servisu iha 2010, katak Timor Leste ema hamutuk 182 mil maka halo servisu nudar agrikultor espailha iha area rural, no 71 mil mak hetan servisu nudar funcionariu publiku no privadu. Nudar nasaun Kiak, numeru ema sira nebe maka servisu iha leten nia naha responsablidade (beban tanggungan) as tebtebes iha kada uma kain. Exemplu iha uma kain ida hamutuk nain 9, ida deit mak servisu entau naha ema ida tenke fornece minimu ba nia familia tomak iha uma laran (pelumenus hahan lor-loron). Se nune, kresementu iha leten ita bele dehan katak KRESEMENTU NUMERU/ANGKA. La iha kualidade ou la prense indikadores ekonomia numeru 2 no 3. Signifika katak la iha influenca ba kampo servisu no konserteja la hasa’e mos moris diak (welfare) sociadade nian. Tamba sa la iha mudanca ba kampo servisu? Perguntas nee ita liga fali ho planu governu atravesa Orcamentu Jeral Estadu (OJE), katak politika atu kria kampo servisu reflete iha OJE ga lae? Aprocimasaun nee ita uza, tan kresementu ekonomia Timor Leste depende ba despeza governu, mesmu seitor privadu mos fo nia kontribuisaun maibe fundus nia hun mak OJE. Klaru katak estimulasaun ekonomia Timor Leste to’o ohin loron mayoria fornece husi governu (hau dehan kresementu LA KUALIDADE).
Saida Mak Estadu Halo?
Iha Timor Leste, ita konkorda katak estadu la-bele hanesan fali Thomas Hobbes difini, katak estadu nebe ho knaar absoluta sai Monster buas, nebe mosu ho distancia mos ha-tauk nia cidadaun (Leviathan). Maibe ita banati tuir konseitu estadu nebe John Locke hatete nune sai reflesaun ba politikus hodi iha sentidu servi povu nebe as du ke grupu ka pesoal. La iha tan sentementu (diskriminasaun) rasa, ko’or, suku ka partidu durante asume kargu publik hodi atende prekupasaun publiku. Labele mos fo espasu ba argumentu tuir mai nee: “ Povu Ejeji Be Mos, agora nai-ulun hatan Be Mos la iha tamba povu sobu at hotu kanu nebe governu monta. Seluk fali vendedor ejeji fatin fa’an diak hodi facilita sira aktividade komerciu, maibe ulun-boot sira hatan merkadu halo laos hodi hela metin maibe hodi fa’an, tan nemak facilidade nebe estadu fornece la sufisiente”. Perguntas, semak responsavel ba asuntu nee? Se kanu monta sai amostra deit (laran mamuk), tamba sa tenke monta? Se merkadu halo ba publiku maibe husik povu mak jere rasik depois at semak kulpa? Estetementu ukun-nain sira nee sai reflesaun no hamosu pesemista forte ba povu tamba argumentu hanesan sei hatan ba problema estradas, ponte, eletrecidade, agrikultur, eskola publiku no sst.
Kondisaun sira nee wainhira rejolve enkuantu, Premeiru; Politikus hahu fokus no reforma politika fiskal nebe habokur deit makina estadu durante nee. Tenke utiliza lolos funsaun decijaun fiskal nebe hau aprejenta iha leten tuir Musgrave koalia. Tamba ho nune sei rejulta multiplier effect ba ekonomia Timor Leste. Sigundu;  Sensiblidade ba problema povu no konsencia ukun nain sira sai pontu inportante ba planu desenvolvementu Timor Leste iha futuru. Se konsencia no nacionalismu kuda duni iha fuan ho laran, maka povu sei la-duvida ba debate OJE 2013 nebe la-kleur tan ita asiste. Terceiru; Deputadus tenke intende kontiudu politika alokasaun no benefisiu ekonomia ba povu saida? I tenke mosu mos opsaun alternativa ba receitas estadu nebe durante nee depende ba fundus minarai no 3% husi taxa domestika. Timor Leste nia problema boot ida mak deversifikasaun rendementu la-hahu hodi nune bele sai perigu liu ba rendementu sustentavel iha futuru. Ita nia ekonomia kraik fraku, infrastrutura fraku, iniciativa governu atu investe ba seitor industri la-iha, kreditu ba povu la-iha, serkulsaun osan konsentra iha Dili, nsst. Iha tinan 5 kotuk ita gasta osan estadu $ 5,8 biloens maibe nia rejultadu oinsa? Presija hatuur fali decijaun fiskal iha fatin (liliu taxa nebe uluk hatun) no aumenta tan taxa iha parte importasaun sasan luxu exemplu kareta, motor, sasan elektronika, inklui material kontrusaun. Perguntas ida ba servidor estadu sira, halo nusa mak numeru kareta/motor aumenta maibe rendementu husi dirasaun refere la-iha mudanca nebe signifikante? KUAK IHA FRONTEIRA/PERBATASAN OU IHA PONTEKAIS GA DEPOIS TAMA IHA DIRASAUN TRANSPORTE MAK AKONTESE? Kuatru; Politika fiskal seluk, Governu tenke hamenus Bens Servisu governu no tau prioridades ba desenvolvementu infrastrutura, politika nee sei ha-kuran desenpregu atu nune bele garante KUALIDADE KRESEMENTU EKONOMIA. Konseitu Keynes keta temi deit iha ibun kulit maibe presija implementa tuir lolos, i la-haluha hare mos kontestu ekonomia Timor Leste nebe fraku tebes iha kapital no rekurcu nebe limitadu. Kintu; Governu tenke rejolve projetu kualidade plastik (ohin halo aban at fali) hodi nune bele dura ba tinan tolu ba leten. Sestu; hatuur los funsaun kontrola estadu no hakruuk ba lei, liliu funcionamentu inspektor jeral.Viva Timor Leste.